Mulai Budidaya Jamur Tiram dengan Langkah-Langkah Simpel ini! Cek Ringkasannya di sini

Budidaya jamur tiram dapat menjadi opsi yang menarik untuk kawan tani pemula. Mengapa demikian?

Budidaya jamur tiram dapat menjadi opsi yang menarik untuk kawan tani pemula. Mengapa demikian? 

Ada beberapa alasan mengenai pernyataan tersebut, sebagai berikut.

  1. Modal awal dan investasi yang relatif rendah

Modal awal untuk budidaya jamur tiram lebih rendah dibandingkan dengan jenis pertanian lainnya. Peralatan dan bahan baku yang dibutuhkan cenderung mudah untuk dijangkau oleh segala lapisan masyarakat contohnya seperti penggunaan serbuk gergaji, dedak dan kapur sebagai bahan media tumbuh jamur tiram. 

  1. Proses pertumbuhan yang cepat

Jamur tiram memiliki siklus pertumbuhan yang singkat, biasanya hanya membutuhkan waktu 3-4 minggu dari inokulasi hingga panen. Ini memungkinkan kawan tani dapat menjual hasil panen dengan rentang waktu yang cepat, tidak membutuhkan biaya pakan, obat-obatan dan pupuk. 

  1. Pasar yang menjanjikan

Permintaan pasar terhadap jamur tiram semakin meningkat karena semakin banyak orang yang menyadari manfaat kesehatan dan nilai gizi yang baik dari jamur tiram. Peningkatan permintaan ini tidak diikuti dengan ketersediaannya di lapangan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), 2024 produksi jamur mengalami penurunan dari tahun 2022 sebanyak 63,155 ton menjadi 60,826 ton di tahun 2023. Hal ini menciptakan peluang pasar yang baik untuk kawan tani yang ingin membudidaya jamur tiram, yang mana dapat dipasarkan ke pasar tradisional atau jika ingin terjual dengan harga yang lebih menarik, dapat ditawarkan ke supermarket atau swalayan, ke hotel dan restoran berbintang dengan harga yang kompetitif. 

  1. Budidaya jamur tiram yang fleksibel

Budidaya jamur tiram bisa dilakukan oleh siapa saja, di mana saja dan kapan saja dan tidak mengenal musim, dapat dijalankan dalam skala kecil (rumahan) atau skala besar (industri). Kawan tani juga bisa melakukan budidaya jamur tiram di dalam ruangan yang dilengkapi dengan rak yang disusun secara vertikal (kumbung). 

  1. Penggunaan bahan organik

Banyak limbah baik di pertanian maupun lingkungan sekitar kita, seperti jerami, serbuk kayu, ampas kopi yang dapat digunakan sebagai media tanam, yang tidak hanya mengurangi biaya tetapi juga membantu mengelola limbah.

  1. Teknik budidaya yang sederhana

Seperti yang telah dijelaskan di atas, proses budidaya jamur tiram tidak memerlukan keahlian tinggi dan dapat dipelajari dengan mudah, membuatnya cocok untuk pemula. Jadi kawan tani yang ingin melakukan budidaya jamur tidak perlu ragu karena tahapan-tahapan dalam budidayanya cukup sederhana.

Lalu, bagaimana tahapan-tahapan dalam budidaya jamur tiram itu?

Mari simak beberapa tahap dari pembudidayaan jamur tiram, sebagai berikut.

  1. Persiapan media tanam

Media tanam yang digunakan untuk budidaya sangat penting karena media atau substrat tersebut menyediakan sumber makanan untuk pertumbuhan jamur. Beberapa contoh media yang dapat digunakan seperti serbuk gergaji, jerami, dan ampas kopi. 

  1. Pengayakan bahan

Bahan yang memiliki tekstur padat dan berukuran besar seperti serbuk gergaji perlu diayak dengan ayakan terlebih dahulu, karena memiliki tingkat keseragaman yang kurang baik yang akan berakibat pada tingkat pertumbuhan miselium jamur kurang merata dan kurang baik. 

  1. Pencampuran bahan

Bahan-bahan yang telah disiapkan dan ditimbang sesuai dengan kebutuhan kemudian dicampur dengan serbuk gergaji, dan disiram dengan air sampai apabila kita kepal serbuk gergaji tersebut menggumpal tetapi tidak keluar air yang berlebih. Hal tersebut menandakan kadar air sudah cukup.

  1. Pengomposan

adalah proses pelapukan bahan yang dilakukan dengan cara membumbun campuran bahan yang telah dibuat kemudian menutupnya dengan plastik atau terpal agar suhu dari bahan tersebut terjaga.

  1. Pembungkusan (pembuatan baglog)

pembungkusan dilakukan dengan menggunakan plastik polipropilen (PP) sesuai dengan ukuran yang kawan tani butuhkan. Cara membungkusnya yaitu dengan memasukkan media yang telah dibuat ke dalam plastik kemudian dipukul atau ditumbuk sampai memadat, kemudian disimpan.

  1. Sterilisasi baglog

menggunakan alat sterilizer pada suhu 90°-100°C selama 12 jam yang bertujuan untuk mematikan mikroorganisme yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang ditanam. Namun, apabila kawan tani tidak memiliki alat tersebut, ada alternatif lain seperti menggunakan panci kukusan, panci presto, oven ataupun dengan menggunakan metode pengukusan di drum yang biasa digunakan oleh petani jamur skala kecil yang memproduksi banyak baglog sekaligus. Jangan lupa juga untuk memastikan kebersihan lingkungan sekitar dan menutup baglog dengan rapat setelah proses sterilisasi ya, kawan tani!

  1. Inokulasi (pemberian bibit jamur)

Baglog yang telah steril ditiriskan dan didiamkan selama 1-2 hari, kemudian diambil dan ditanami bibit di atasnya dengan menggunakan sendok makan atau sendok bibit yang bersih, sebanyak 3 sendok. Kemudian baglog tersebut diikat dengan karet dan ditutup dengan kapas.

Kawan tani, dalam proses pemberian bibit ini harus memperhatikan bibit yang akan digunakan ya! 

Bibit jamur yang baik yaitu:

  • Varietas unggul
  • Umur bibit optimal 45-60 hari
  • Warna bibit merata
  • Tidak terkontaminasi
  1. Inkubasi (masa pertumbuhan miselium)

Inkubasi Jamur dilakukan dengan cara menyimpan baglog yang telah diinokulasi di ruangan inkubasi dengan kondisi tertentu, yaitu ruang yang sedikit gelap agar miselium lebih cepat merambat. Baglog disusun pada rak kumbung/ruangan secara bertumpuk tidur searah. Setelah sekitar 30-60 hari, biasanya media akan tampak berwarna putih merata. Namun, apabila setelah 1 minggu media diinkubasikan, tidak terdapat tanda-tanda adanya miselium jamur yang berwarna putih merambat, maka inokulasi dapat dikatakan tidak berhasil atau gagal.  

  1. Pemeliharaan

Pemeliharaan baglog meliputi penyiraman dan pengendalian hama penyakit. Untuk menjaga kondisi lingkungan agar sesuai untuk pertumbuhan jamur tiram, perlu dilakukan pengecekan kelembaban. Apabila baglog mulai mengering, maka perlu dilakukan penyiraman pada pagi hari pukul 07.00-08.00 WIB dan pukul 15.00-18.00 WIB, penyiraman dilakukan pada lantai kumbung/ruangan dan air bersih ke dalam lingkungan disekitar tempat baglog jamur dengan sprayer bertekanan tinggi untuk menaikan kelembaban yang sesuai dengan lingkungan pertumbuhan jamur tiram, yaitu 80-90%. Pengendalian hama dilakukan secara manual yaitu mengambil hama yang menyerang substrat dengan cara pemberian perangkap warna kuning yang diberikan lem perekat hama serangga.

  1. Panen

Setelah satu bulan jamur tiram sudah mulai bisa untuk dipanen. Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal, pemanenan biasanya dilakukan 5 hari setelah tumbuh calon jamur. Masa panen berikutnya dapat dilakukan setelah 10-15 hari, dengan syarat suhu 22-25 derajat celcius dan kelembaban udara 80-90%. Jamur dapat dipanen dalam sebulan sebanyak 3-4 kali panen. 

Ada beberapa hal yang perlu kawan tani perhatikan dalam tahap pemanenan, seperti berikut ini.

• Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk mempertahankan kesegaran jamur tiram dan mempermudah dalam proses pemasaran. 

• Lebih baik menggunakan pisau yang telah disterilkan daripada menggunakan tangan kosong.

• Media baglog tidak boleh terangkat.

• Sistem panen pada jenis jamur tiram harus dipanen habis jangan sampai ada yang tersisa, karena jika tersisa akan mengundang serangga untuk masuk ke dalam baglog yang menyebabkan jamur akan menjadi busuk.

Budidaya jamur tiram menjadi salah satu opsi yang menarik untuk kawan tani yang ingin memulai usaha, karena dalam prosesnya hanya membutuhkan modal yang relatif rendah, bahan yang digunakan terjangkau, dan yang terpenting proses pertumbuhannya yang cepat. Sehingga kawan tani bisa mendapatkan hasil panen dengan cepat pula. Jadi, tunggu apa lagi? mari budidaya jamur tiram saat ini!

Baca Artikel Lainnya

0

Your Cart Is Empty

No products in the cart.